Sabtu, 27 Februari 2021

Materi tgl. 9 Maret 2021 Tematik dan Matematika

 

Kisah Petani Cabai Sukses, Untungnya Menggiurkan

 Jawa Pos.com – Pensiun dari pekerjaan sebagai aparatur sipil Negara (ASN) tak membuat Imam Kusno berhenti berusaha untuk hidupnya. Pria yang sebelumnya berstatus guru ini justru sukses bertani cabai. Hasilnya bahkan melebihi penghasilan tetapnya tiap bulan. Berikut kisahnya.

Sudah 4 tahun ini Imam bergelut dengan tanaman cabai lokal. Dia menanam komoditas yang kini harganya selangit itu di atas tanah seluas sekitar 1 hektare di Desa Natai Raya, Kecamatan Arut Selatan, Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar), Kalimantan Tengah.

Dalam satu tahun,Imam mengaku bias meraih untung hinggaRp100.000.000,00 dengan masa dua kali panen. Itu dilakoninya sendiri tanpa dibantu petani lainnya. Harga cabai yang kian mahal membuat penghasilannya bertambah.

Harga cabai saat ini sekitar Rp150.000,00 per kilogram. ”Yang kita tanam ini hanya seperempat hektare, sekitar lima batang saja. Kalau pakai tenaga sendiri hanya Rp3.000,00 per batang biaya perawatan hingga masa panen," ujar Imam, Senin (20/2) saat dikunjungi di kebun cabai miliknya.

Menurut Imam, bertani cabai seperti merawat bayi. Harus tekun dan tidak boleh dibiarkan begitu saja. Ketika dipanen, para pedagang yang datang mengambil cabai ke rumahnya. Dia menjual sebesar Rp125.000,00 per kilogram.

”Tergantung kualitas bibitnya, biasanya harga normal dulu sebelum naik Rp20.000,00 hingga Rp40.000,00 per kilogramnya," ujarnya. Imam menuturkan, penyebab harga cabai naik di pasaran adalah cuaca yang tidak menentu. Hal itu menyebabkan beberapa penyakit cabai, seperti jamur, hama, dan lainnya mudah menyerang. Hal yang ditakutkan petani cabai adalah apabila hujan siang hari karena jamur akan bermunculan.

Karena itu, setelah hujan, tanaman cabai harus disemprot. ”Menentukan berhasil atau tidak itu kan cuaca. Lebih baik musim kemarau sekalian lebih bagus. Dampaknya cuaca seperti ini, jamur yang banyak, patek juga banyak. Makanya, dua kali sehari disemprot tidak menutupi gagal panen," katanya.

Sementara itu, Kasi Produksi Hortikultura Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten Kobar, Legiman mengatakan, petani cabai di Kobar paling banyak berada di Kecamatan Pangkalan Lada dan Arut Selatan. Cabai lokal di Kobar sudah bisa memenuhi kebutuhan pasar. ”Sebagian dipasok dari jawa, sekarang ini rata-rata cabai di pasaran sudah disuplai petani lokal dan kualitasnya juga bagus," tandasnya.

 

Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusian Pesan dari Pasal 27 Ayat 2 :

Bahwa negara melindungi setiap warga negara untuk mendapat kehidupan yang lebih baik. Negara juga menyediakan fasilitas-fasilitas yang diperlukan agar warga negara mampu bekerja sesuai kemampuan warga negara, seperti peraturan perundangan, fasilitas infrastruktur, dan lain sebagainya. Warga negara juga punya hak yang asasi untuk hidup yang layak bagi kemanusiaan

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh warga negara sebagai perwujudan tanggung jawabnya untuk mendapatkan kehidupan yang layak!

  • Bekerja dengan sungguh-sungguh
  • Mengikuti diklat (pendidikan dan latihan) kerja
  • Mendapat sistem pengupahan yang baik
  • Menaati peraturan yang ada


Apa yang akan terjadi apabila warga negara  tidak melakukan tanggung jawabnya? Maka akan terjadi ketidak seimbangan antara hak dan kewajiban yang akan menimbulkan pertikaian, konflik, permusuhan, yang pada akhirnya hilangnya nilai kebersamaan, kekeluargaan dan persatuan

 Lingkungan merupakan salah satu sumber daya alam yang sangat besar artinya bagi makhluk hidup. Lingkungan merupakan karunia Tuhan yang tidak ternilai. Tanpa lingkungan tidak akan ada kehidupan. Oleh karena itu, diperlukan upaya untuk melestarikan dan menjaga kebersihan lingkungan sekitar dengan sebaik-baiknya.

Kebersihan merupakan sebagian dari iman. Itulah slogan yang sering kita dengar selama ini. Oleh sebab itu, kita harus selalu menjaga kebersihan di mana saja kita berada.

Kebersihan juga penting bagi kesehatan kita. Kebersihan adalah keadaan bebas dari kotoran termasuk di antaranya debu, sampah, dan bau. Sampah bukanlah hal yang baru bagi kita. Jika kita mendengar kata ini, pasti terlintas di benak kita sampah adalah semacam kotoran, setumpuk limbah, sekumpulan berbagai macam benda yang telah dibuang ataupun sejenisnya yang menimbulkan bau busuk yang menyengat hidung. Dengan kata lain sampah dapat diartikan sebagai material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses.

Sampah yang tidak diolah cenderung merusak lingkungan di sekitarnya. Sampah merupakan salah satu dari sekian banyak masalah sosial yang dihadapi masyarakat. Masyarakat kota ataupun daerah yang padat penduduknya pasti menghasilkan sampah yang begitu banyak.

Menurut pandangan sebagian masyarakat, sampah bukanlah masalah. Padahal, pemahaman inilah yang sangat mengkhwatirkan. Sampah merupakan masalah yang paling besar bagi lingkungan sekitar kita.

Bayangkan, jika sampah terus-menerus dibuang, berserakan di tengah jalan. Dibuang di sungai, laut atau selokan air rumah kita. Berikut ini akibat yang timbul jika kita membuang sampah sembarangan.

        Menimbulkan bau busuk (pencemaran udara). Di tempat umum seperti taman, jalan, dan tempat rekreasi, sampah yang berserakan jelas berpengaruh ketika orang sedang beristirahat sambil menikmati alam. Hal ini diakibatkan bau yang timbul dari sampah tersebut.

        Dapat menyebabkan banjir. Sampah yang setiap harinya kita buang di sungai dan selokan, walaupun hanya sedikit, tetapi lama-kelamaan akan menumpuk dan mengakibatkan penumpukan di gorong-gorong dan bendungan sungai. Pada gilirannya, penumpukan yang terjadi akan menghambat aliran sungai dan mengakibatkan air sungai meluap. Alhasil terjadilah banjir.

        Menimbulkan penyakit. Sampah yang menumpuk tanpa ada tindakan selanjutnya akan mengalami pembusukan dan menjadi sarang nyamuk untuk bertelur sehingga yang dirugikan masyarakat itu sendiri. Macam-macam penyakit yang ditimbulkan, yaitu demam berdarah, gangguan pernapasan, gatal-gatal, dll.

        Mencemari air (sungai dan laut). Sampah yang dibuang di sungai selain mengakibatkan banjir, juga mengakibatkan pencemaran air, baik dari warna, bau, dan rasa air tersebut. Adapun sampah yang dibuang ke laut dampaknya sangat besar dan merugikan bagi masyarakat, antara lain: mencemari air laut, mengganggu ekosistem laut menggangu pelayaran.

 Untuk mendapatkan lingkungan tempat tinggal yang nyaman, sehat, bersih dan bebas dari sampah, tentu saja memerlukan peran serta masyarakat yang tinggal di lingkungan tersebut.

 

Gejala Sosial di Indonesia dan Negara Tetangga

Apa yang dimaksud dengan gejala sosial? Gejala sosial adalah peristiwa yang disebabkan oleh ulah manusia. Samakah gejala sosial yang ada di Indonesia dengan negara tetangga? Secara umum, terdapat kesamaan gejala sosial antara Indonesia dengan negara-negara tetangga.

Macam-Macam Gejala Sosial

Negara-negara di kawasan Asia Tenggara pernah dijajah bangsa Eropa. Indonesia dijajah Belanda, Filipina dijajah Spanyol, negara-negara di Semenanjung Indocina dijajah Prancis, serta Singapura, Malaysia, dan Papua Nugini dijajah Inggris. Hanya Thailand yang merupakan satu-satunya Negara yang tidak pernah dijajah bangsa Eropa.

Sebagian besar negara tersebut memperoleh kemerdekaan pada abad ke-20. Setelah melalui perjuangan panjang, mereka mampu berdiri sebagai negara merdeka. Dalam perkembangan selanjutnya, negara-negara tersebut mengalami berbagai macam gejala sosial. Beberapa contoh gejala social yang dihadapi Indonesia dan negara-negara tetangga yaitu kependudukan, pengangguran, kemiskinan, kriminalitas, dan pertikaian etnis.

       Kependudukan

Masalah kependudukan dihadapi oleh Indonesia dan negara tetangga. Masalah utama di bidang kependudukan adalah besarnya jumlah penduduk. Indonesia menjadi negara terbesar keempat di dunia dalam hal jumlah penduduk. Jakarta juga menjadi salah satu kota terpadat di dunia. Singapura menjadi salah satu kota di dunia yang memiliki tingkat kepadatan penduduk tinggi. Jumlah penduduk Singapura mencapai 3.567.000 jiwa. Permasalahan serupa juga dialami Filipina dan negara-negara di Semenanjung Indocina. Selain besarnya jumlah penduduk, masalah kependudukan juga terkait dengan persebaran dan kualitas penduduk. Persebaran penduduk di Indonesia dan negara tetangga tidaklah merata. Apa maksudnya? Penduduk lebih suka tinggal di kota. Mereka beranggapan bahwa di kota akan lebih mudah dalam mencukupi kebutuhan. Maka penduduk beramai-ramai melakukan urbanisasi. Akibatnya, penduduk kota makin padat, sedangkan desa makin jarang penduduknya.

Adapun kualitas penduduk dipengaruhi oleh tingkat pendidikan dan keterampilan yang dimiliki. Makin tinggi tingkat pendidikan dan keterampilan yang dimiliki, berarti penduduk makin tinggi kualitasnya. Sebaliknya, makin rendah tingkat pendidikan dan keterampilannya, maka makin rendah kualitas penduduk. Penduduk yang besar dapat menjadi modal pembangunan. Namun jika kualitasnya rendah, maka besarnya jumlah penduduk justru dapat mendatangkan gejala sosial yang lain, seperti pengangguran.

       Pengangguran

Jumlah penduduk yang lebih besar daripada lapangan pekerjaan yang tersedia dapat menyebabkan pengangguran. Besarnya angka pengangguran juga dialami Filipina, negara-negara di Semenanjung Indocina, Timor Leste, dan Papua Nugini. Di Papua Nugini banyak warga negara yang pindah karena ingin mencari penghidupan yang lebih baik.

Terbatasnya lapangan kerja di dalam negeri menyebabkan sebagian tenaga kerja mencari kerja ke negara lain. Banyak tenaga kerja dari Indonesia dan Filipina yang menjadi tenaga kerja di Malaysia. Usaha tersebut dilakukan agar dapat memperoleh penghasilan. Bila memiliki penghasilan lebih, mereka dapat meningkatkan taraf hidup keluarga.

       Kemiskinan

Orang miskin adalah orang yang tidak mampu memenuhi kebutuhan hidupnya. Terdapat sekitar 39,05 juta jumlah penduduk miskin di Indonesia. Besarnya angka kemiskinan menjadi faktor penghambat pembangunan. Kemiskinan juga dialami negara tetangga. Laos, Kamboja, dan Timor Leste bahkan tercatat sebagai negara miskin di dunia. Di Malaysia bagian timur juga masih banyak penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinan serta kurangnya sarana kesehatan dan pendidikan. Kemiskinan penduduk juga dapat diketahui dari banyaknya tuna wisma. Gelandangan, pengemis, dan rumah-rumah kardus menjadi penanda terjadinya kemiskinan. Ketiga hal tersebut biasanya tampak di kota-kota besar.

       Kesehatan

Kepadatan penduduk dan kemiskinan berdampak pada rendahnya tingkat kesehatan masyarakat. Kota yang padat penduduknya biasanya memiliki tingkat polusi yang tinggi. Kurangnya air bersih juga menjadi permasalahan yang dihadapi. Besarnya jumlah penduduk juga mengakibatkan sarana kesehatan yang tersedia tidak mampu melayani seluruh warga masyarakat.

Adapun kemiskinan berdampak pada ketidakmampuan penduduk untuk memperoleh pelayanan kesehatan. Kesehatan menjadi kebutuhan yang mahal bagi golongan ini. Padahal, kaum miskin sangat mudah terkena penyakit. Cara hidup yang tidak sehat, tempat tinggal yang tidak layak, serta makanan yang tidak terjamin gizinya menyebabkan mereka mudah terkena penyakit. Ketika sakit mereka tidak mampu berobat. Biaya menjadi salah satu alasan kaum miskin untuk memeriksakan kesehatannya ke dokter.

       Kejahatan

Masalah lain yang juga dihadapi Indonesia dan negara tetangga adalah kejahatan. Kejahatan dapat dilatarbelakangi gejala sosial yang lain, seperti pengangguran dan kemiskinan. Orang yang terdesak kebutuhan dapat melakukan tindak kejahatan. Para penganggur yang terdesak kebutuhan dapat melakukan tindak kejahatan. Jenis kejahatan yang dilakukan pun beragam, mulai dari mencopet, mencuri, menjambret, hingga merampok. Tindak kejahatan juga dapat dilakukan dengan menjual barang terlarang, seperti ganja. Misalnya, seorang ibu rumah tangga menjadi penjual ganja karena terdesak kebutuhan sehari-hari. Pekerjaan yang dimiliki tidak cukup untuk membeli barang kebutuhan.

       Pertikaian berunsur SARA (Suku, Agama, Ras, dan Antargolongan)

Pertikaian yang dilatarbelakangi masalah SARA sering dialami Indonesia maupun negara-negara tetangga. Di Indonesia pernah terjadi kerusuhan berbau SARA seperti di Sampit, Poso, dan Ambon. Peristiwa pertikaian berbau SARA juga pernah mengakibatkan perang saudara di Vietnam dan Kamboja. Kedua negara tersebut hancur karena perang saudara. Filipina juga menghadapi pemberontakan karena perbedaan agama.

 

Mewaspadai Gejala Sosial

Gejala sosial menjadi masalah bersama. Setiap warga masyarakat harus berperan aktif dalam mengatasi gejala sosial. Warga masyarakat harus senantiasa waspada terhadap gejala sosial yang muncul di sekitarnya. Pemerintah dan masyarakat harus bahu membahu dalam mengatasi gejala sosial yang terjadi. Upaya tersebut dapat diwujudkan dalam usaha-usaha

sebagai berikut:

 a.    Pemerataan pembangunan

Pelaksanaan pembangunan hendaknya sampai ke pelosok daerah. Hal ini berguna untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pembangunan yang merata dapat memeratakan tingkat kesejahteraan masyarakat. Masyarakat yang sejahtera berarti masyarakat yang mampu mencukupi kebutuhan. Mereka dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari, membiayai pendidikan anak-anak, memperoleh pelayanan kesehatan, dan sebagainya.

 b.    Program pengobatan dan sekolah gratis

Untuk mengatasi ketidakmampuan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan kesehatan dan pendidikan, maka pemerintah dapat mengadakan program pelayanan kesehatan dan pendidikan secara gratis. Dengan program ini, diharapkan setiap anggota masyarakat dapat terpenuhi kebutuhan akan kesehatan dan pendidikan. Masyarakat dapat segera berobat jika sedang sakit, sehingga penyakitnya tidak akan berkembang menjadi wabah. Masyarakat juga dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui pendidikan. Dengan adanya sekolah gratis, siapa pun dapat mengenyam bangku sekolah. Bila seluruh warga masyarakat memiliki tingkat pendidikan yang tinggi, maka harkat dan martabat bangsa juga akan terjaga.

 c.    Program orang tua asuh

Masyarakat juga dapat berperan langsung dalam mengatasi kemiskinan. Salah usaha yang dapat dilakukan adalah dengan menjadi orang tua asuh. Anak-anak putus sekolah dan tidak mampu akan dapat melanjutkan pendidikan. Mereka dapat bersekolah hingga jenjang perguruan tinggi. Anakanak ini nantinya dapat mengubah nasib mereka.

 d.    Siskamling

Masyarakat dapat melakukan usaha mandiri dalam menjaga lingkungan. Usaha ini ditempuh melalui siskamling (Sistem Keamanan Lingkungan). Masyarakat melakukan siskamling secara bergilir. Setiap warga mendapat tanggung jawab yang sama dalam menjaga lingkungan. Kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan keamanan di wilayah masing-masing.

 

Matematika

 Materi metematika hari ini, silahkan klik tombol download di bawaini!





Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan sampaikan pesan kalian di sini