Materi tema 5
Subtema 1
Pembelajaran ke 5
Tanggal 2 November 2022
1. IPS
Bentuk Kerja Sama ASEAN di Bidang Sosial dan Budaya
ASEAN adalah kepanjangan dari Association of Southeast Asian Nations. Dikenal juga dengan Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara. Perhimpunan ini sudah didirikan sejak 8 Agustus 1967 di Bangkok, Thailand. Mulanya anggota ASEAN hanya lima negara, yaitu Indonesia, Malaysia, Thailand, Singapura, dan Filipina. Kemudian beberapa negara di Asia Tenggara akhirnya bergabung ke dalam ASEAN. Di antaranya adalah Brunei, Vietnam, Laos, Myanmar, dan Kamboja.
ASEAN sendiri dibentuk untuk beberapa tujuan, yang salah satunya adalah meningkatkan kerja sama dan saling membantu untuk kepentingan bersama dalam bidang ekonomi, sosial, teknik, ilmu pengetahuan, dan administrasi. Berikut ini adalah bentuk kerja sama ASEAN di bidang Sosial dan Budaya. Tujuan kerja sama bidang sosial dan budaya antarnegara-negara ASEAN adalah agar tercipta kerukunan dan kemajuan bersama. Kerja sama bidang sosial dan budaya ASEAN dilaksanakan oleh Comittee on Social Development. Contoh kerja sama di bidang sosial budaya negara-negara anggota ASEAN adalah sebagai berikut:
1. Bidang pembangunan sosial
Kerja sama di bidang pembangunan sosial dan ekonomi adalah dalam rangka meningkatkan keadilan sosial dan perbaikan standar hidup masyarakat ASEAN.
Karena itulah dibentuk ASEAN Ministerial Meeting on Rural Development and Poverty Eradication (AMMRDPE) sebagai forum pertemuan tingkat menteri yang menangani pembangunan pedesaan dan pengentasan kemiskinan.
Ini juga menekankan kesejahteraan golongan berpendapatan rendah, perluasan kesempatan kerja, serta pembayaran (upah) yang wajar.
2. Membantu kaum wanita dan pemuda dalam usaha-usaha pembangunan
Sejak dibentuk pada Konferensi Tingkat Tinggi ke-19 ASEAN, ASEAN Ministerial Meeting on Women (AMMW) telah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan kerja sama pemajuan dan pelindungan hak-hak perempuan.
3. Menanggulangi masalah-masalah perkembangan penduduk dengan bekerja sama dengan badan-badan internasional yang bersangkutan
4. Pengembangan sumber daya manusia
Pengembangan sumber daya manusia melalui kerja sama ASEAN di bidang pendidikan.
Penguatan kerja sama pendidikan itu bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia sehingga memiliki daya saing, baik di tingkat regional maupun global.
5. Peningkatan kesejahteraan
ASEAN juga berusaha untu meningkatkan pembangunan dan kesejahteraan masyarakatnya.
Pada tahun 1979 akhirnya dibentuk ASEAN Ministers Meeting on Social Welfare and Development (AMMSWD).
AMMSWD adalah forum pertemuan tingkat menteri ASEAN untuk bekerja sama dalam penanganan masalah kesejahteraan sosial.
kerja sama ASEAN di bidang pembangunan dan kesejahteraan sosial difokuskan pada program kesejahteraan sosial dan pemenuhan hak atau akses yang sama kepada perempuan, anak, lansia dan penyandang disabilitas.
6. Program peningkatan kesehatan (makanan dan obat-obatan)
ASEAN Health Ministers Meeting (AHMM) adalah forum pertemuan tingkat menteri kesehatan ASEAN yang bertujuan untuk meningkatkan kerja sama ASEAN di bidang kesehatan.
Kegiatan di bidang kerja sama kesehatan ASEAN, yang terbagi dalam 3 elemen utama, yaitu keamanan makanan , pemajuan gaya hidup sehat , dan penanggulangan penyakit menular.
7. Pertukaran budaya dan seni, juga festival film ASEAN
8. Penandatanganan kesepakatan bersama di bidang pariwisata ASEAN (ASEAN Tourism Agreement atau ATA)
9. Penyelenggaraan pesta olahraga dua tahun sekali (SEA Games)
2. SBDP
Pengertian Logo, Fungsi Logo, Jenis & Aspek Logo
A. Pengertian Logo
Menurut Wikipedia, Logo adalah suatu gambar atau sekedar sketsa dengan arti tertentu, dan mewakili suatu arti dari perusahaan, daerah, organisasi, produk, negara, lembaga, dan hal lainnya membutuhkan sesuatu yang singkat dan mudah di ingat sebagai pengganti dari nama sebenarnya.
Sebuah logo wajib mempunyai filosofi dan kerangkat dasar yang berupa konsep dengan tujuan melahirkan sifat yang berdiri sendiri atau mandiri. Sebuah logo memiliki ciri khas seperti warna dan bentuk logo tersebut.
Sebuah logo dapat memakai elemen apa saja, seperti tulisan, logogram, gambar, ilustrasi dan lain-lain. Sebuah logo adalah simbol atau elemen gambar pada identitas visual.
Menurut Sularko, dkk (2008: 6) dalam bukunya “How to They Think” Logo atau corporate identity atau brand identity adalah sebuah tanda yang secara langsung tidak menjual, tetapi memberi suatu identitas yang pada akhirnya sebagai alat pemasaran yang signifikan, bahwa logo mampu membantu membedakan suatu produk atau jasa dari kompetitornya.
Suatu logo dapat diambil artinya dari suatu kualitas yang disimbolkan, melalui pendekatan budaya perusahaan (corporate culture), penempatan posisi (positioning) historis atau aspirasi perusahaan, apa yang diartikan atau dimaksudkan adalah penting daripada seperti apa rupanya. Secara keseluruhan logo adalah instrumen rasa harga diri dan nilai-nilainya dapat mewujudkan citra positif dan dapat dipercaya.
B. Fungsi Logo
Menurut Rustan (2009: 13) fungsi dari logo adalah sebagai berikut:
· Identitas diri. Supaya dapat membedakan dengan identitas milik orang lain
· Tanda Kepemilikan. Supaya membedakannya dengan milik orang lain
· Tanda Jaminan kualitas
· Mencegah peniruan/pembajakan
· Menamah nilai positif
· Properti legal suatu produk atau organisasi
· Mengkomunikasikan informasi seperti keaslian, nilai dan kualitas
C. Jenis-Jenis Logo
Banyak jenis logo yang beredar di masyarakat. Tapi dasarnya logo terbagi atas
· Logotype: Adalah logo yang memakai wordmark (Kata/nama dengan unsur tipografi)
· Logogram: Adalah logo yang memakai ikon (ilustratif atau inisial)
· Serta jenis logo yang menggabungkan antara kedua jenis diatas, sehingga membuat logo lebih komplit.
Yasaburo Kuwayama mengkategorikan logo menjadi 4 jenis:
1. Berbentuk huruf (Alphabet)
2. Lambang-lambang, angka-angka (Symbols, numbers)
3. Bentuk yang serupa dengan obje aslinya (concreate, forms)
4. Bentuk abstrak (Abstrack forms)Jika dilihat dari segi konstruksinya, logo pada umumnya terbagi menjadi tiga jenis:
§ Elemen gambar dan tulisan terpisah (picture mark dan letter mark)
§ Bisa disebut gambar, bisa juga disebut tulisan/yang berbaur (picture mark sekaligus letter mark)
§ Elemen tulisan saja (letter mark)
D. Aspek Logo
Dalam membuat logo, terdapat beberapa aspek yang harus diperhatikan supaya pembuatan logo dapat tercapai. Menurut David E Carter (pakar Corporate Identity) berikut ini adalah beberapa pertimbangan tentang logo yang baik yaitu:
1. Original dan distinctive. Bisa disebut mempunyai ciri khas, unik, mempunyai daya pembeda yang jelas dengan logo lain.
2. Legible: Mempunyai tingkat keterbacaan yang tinggi ketika diaplikasi ke dalam berbagai ukuran dan media promosi.
3. Simple atau sederhana: Dapat mudah dimengerti dan ditangkap dalam waktu yang relatif singkat
4. Memorable: Dapat mudah di ingat karena keunikannya dalam waktu relatif lama
5. Easy associated with the company: Logo yang baik adalah mudah untuk dihubungkan atau diasosiasikan dengan jenis usaha dan citra suatu perusahaan atau organisasi
6. Easily adabtable for all graphic media: Faktor kemudahan mengaplikasikan logo baik yang berbentuk fisik, warna maupun konfigurasi logo pada berbagai media grafis perlu diperhitungkan pada saat proses perencanangan. Agar terhindar dari kesulitan dalam penerapannya. (Kusrianto, 2006: 234)
E. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam membuat logo antara lain (Safanayong, 2006)
1. Tipografi: Banyak logo yang sukses hanya dengan menggunakan tipografi. Baik itu serif/sans serif atau jenis font lain. Menggunakan tipografi dapat memberikan semacam “emosi” kepada mereka yang melihatnya.
2. Warna: Warna merupakan salah satu hal sangat krusial dalam membuat logo, karena apabila warna yang kita gunakan salah, bisa jadi pesan dan emosi yang kita ingin sampaikan kepada masyarakat menjadi kacau dan rancu. Warna logo sebaiknya sederhana dan mudah diingat, tetapi tetap bisa memberikan ekspresi langsung kepada masyarakat atau konsumen. Menggunakan warna yang sederhana juga menghemat biaya produksi
3. Bentuk: Banyak logo yang bentuknya unik. Tetapi perhatikanlah bentuk logo yang ingin kita desain, karena setiap bentuk, baik bundar, lurus, siku dan lainnya akan mempunyai arti sendiri; bisa pasif, bisa aktif. Contohnya adalah klien kit a menginginkan logo untuk produk sabun, sebaiknya jangan membuat bentuk logo yang keras dan siku.
4. Keseimbangan: Maksudnya adalah mencari atau menemukan seberapa baik logo yang dibuat. Dapat mencoba memutar atau membolak-balik logo tersebut untuk mendapatkan kemungkinan-kemungkinan lain yang dapat membuat logo lebih berkembang.
5. Selera: Hal ini juga dapat menentukan dalam pembuatan logo mengingat selera setiap orang berbeda-beda dan sangat subyektif.
6. Riset: Riset adalah aspek paling penting dalam membuat sebuah logo. Ini adalah kunci dalam membuat logo yang baik. Riset disini tentu bukan riset hanya dalam waktu 1-2 jam, tepai riset secara penuh. Kita harus mengerti perspektif dari pemesan logo. Berbicara dengan klien, orang-orang yang berada pada perusahaan tersebut, klien dari perusahaan tersebut, para distributor, lalu mencari data-data yang akurat tentang perusahaan tersebut, baru mulai membuat logonya.
7. Opini: Tidak ada yang salah untuk menanyakan pandangan, kritik, dan masukan dari orang lain dalam membuat logo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan sampaikan pesan kalian di sini