Materi Tematik
Kelas 6 Tema 7
Pertemuan ke 1
Tgl. 8 Februari 2021
Bahasa Indobesia
3.3 Menggali isi teks pidato yang didengar dan dibaca.
4.3 Menyampaikan pidato hasil karya pribadi dengan menggunakan kosakata baku dan kalimat efektif sebagai bentuk ungkapan diri.
IPA
3. 2 Menghubungkan ciri pubertas pada laki-laki dan perempuan dengan kesehatan reproduksi.
4.2 Menyajikan karya tentang cara menyikapi ciri-ciri pubertas yang dialami.
SBDP
3.2 Memahami interval nada.
4.2 Memainkan interval nada melalui lagu dan alat musik.
Tujuan Pembelajaran
1. Melalui kegiatan mengamati dan berdiskusi, siswa mampu menyebutkan pembicara dan pendengar pidato dengan benar.
2. Melalui kegiatan mengamati dan berdiskusi, siswa mampu menjelaskan tempat dan suasana pidato.
3. Melalui kegiatan mandiri, siswa dapat menyusun konsep urutan isi pidato.
4. Melalui kegiatan mengamati, siswa dapat menyebutkan perbedaan ciri laki-laki dan perempuan setelah masa pubertas.
5. Melalui kegiatan praktik berkelompok, siswa mampu membuat rencana karya poster untuk menyikapi ciri-ciri pubertas yang dialami.
Materi Pembelajaran
Ada banyak pemimpin di lingkungan sekitar kita. Pemimpin apa sajakah yang ada di lingkungan sekitarmu?
Bacalah bacaan berikut!
Ibu RT, Sang Pemersatu
Kampung Sehat Melati menjadi kampung percontohan. Kampung ini sering dikunjungi masyarakat dari berbagai penjuru. Lingkungan yang bersih, warga yang sehat, dan warga yang kreatif sering diliput berbagai media untuk dijadikan panutan masyarakat. Tidak seperti lazimnya permukiman lain, warga Kampung Sehat Melati mendaulat seorang ibu sebagai ketua RT. Ia adalah Ibu Erika, seorang guru sekolah dasar yang ramah, bersahaja, dan juga berwibawa. Bagi warga, Ibu Erika adalah pengayom yang selalu dapat mereka datangi untuk mencari solusi berbagai masalah.
Ibu Erika menyadari bahwa kehidupan bermasyarakat kadang menimbulkan perselisihan. Perselisihan karena adanya perbedaan nilainilai antaranggota masyarakat. Oleh karena itu, Ibu Erika berinisiatif untuk memperbanyak kegiatan yang melibatkan seluruh warga. Senam sehat bersama, misalnya, bukan sekadar ingin mewujudkan masyarakat sehat, tapi juga bertujuan mempererat hubungan antarwarga. Setelah senam, warga berkumpul di lapangan. Mereka membawa makanan kecil untuk dinikmati bersama sambil bertukar cerita.
Ibu Erika juga mengajak warga mempraktikkan pengelolaan sampah mandiri. Untuk memotivasi warga, Ibu Erika ikut bekerja membersihkan lingkungan dalam setiap kegiatan kerja bakti.
Ibu Erika berencana mendirikan Pos Pelayanan Terpadu. Ketika memaparkan rencananya, di hadapan seluruh warga ia menyampaikan ajakannya, “Selamat pagi Bapak dan Ibu, selamat datang di acara kebersamaan yang diadakan di hari Minggu ini. Saya sangat senang dapat bertemu seluruh warga pada acara yang menyatukan kita semua.”
“Bapak dan Ibu, pada kesempatan ini saya ingin menyampaikan pentingnya kebersamaan untuk kesejahteraan warga. Kesejahteraan yang saya maksud kali ini adalah kesehatan. Bagi saya, warga yang sejahtera adalah warga yang sehat.”
“Wargaku tercinta. Kita boleh berbangga, kampung kita dijadikan contoh oleh banyak pihak. Pola hidup bersih yang kita nikmati hasilnya, ternyata tidak hanya bermanfaat bagi diri kita sendiri. Namun, kita tidak boleh berpuas diri. Masih banyak hal yang harus kita kembangkan bersama untuk menjadi lebih baik, lebih sehat, dan lebih sejahtera.”
“Untuk melanjutkan cita-cita mewujudkan kampung sehat, saya mengajak seluruh warga aktif terlibat dalam Pos Pelayanan Terpadu yang akan kita kelola bersama. Mari kita berusaha mewujudkan masyarakat sehat secara mandiri. Saya percaya bahwa kesehatan masyarakat harus menjadi perhatian kita semua. Saya menunggu peran setiap warga.”
“Para dokter, perawat, bidan, dan tenaga kesehatan lainnya, mari sisihkan sedikit waktu untuk menyumbangkan ilmu dan tenaga Bapak dan Ibu demi kesehatan lingkungan terdekat. Bukan pundi uang yang akan bertambah, tetapi pundi amal yang akan berlimpah. Bukan untuk ketenaran nama sebagai orang hebat, tetapi demi kehidupan kampung yang sehat dan kuat.”
“Bapak dan Ibu, terima kasih atas seluruh dukungan yang telah diberikan selama ini. Terima kasih juga telah datang ke acara rutin bulanan di hari ini. Semoga pertemuan kita kali ini, dapat memberikan manfaat bagi seluruh warga.”
Ternyata, kerelawanan para dokter dan perawat memang dinikmati dan bahkan menular ke warga lain. Banyak warga yang menawarkan tenaga untuk bergantian melakukan pelayanan timbang berat badan, membuat kartu sehat, mengingatkan jadwal imunisasi, bahkan memasak makanan sehat sekali sepekan untuk dibagikan kepada anak-anak.
Warga Kampung Sehat Melati sangat beruntung memiliki sosok Ibu Erika sebagai ketua RT. Kampung Sehat Melati tidak sekadar rindang, bersih, dan sehat. Dengan teladan serta nilai-nilai luhur yang ditularkannya, kehidupan warga berjalan rukun, tenteram, dan produktif.
Dalam teks pidato di atas kita dapat mengetahui:
1. Pembicara pidato
2. Pendengar pidato
3. Tempat pidato
4. Suasana saat disampaikannya pidato
Konsep pidato “Ibu RT, Sang Pemersatu” sebagai berikut
Tema :
Rencana Program Posyandu
Pembicara :
Ibu Erika
Pendengar :
Warga kampung Sehat Melati
Tempat :
Balai desa Sehat Melati
Urutan isi Pidato :
- Pembukaan
- Memotivasi warga kampung Sehat Melati
- Menjelaskan pentingnya kesehatan
- Mengajak peran serta seluruh lapisan masyarakat
- Penutup
Informasi
Raden Ajeng Kartini
Raden Ajeng Kartini lahir di Jepara, 21 April 1879. Beliau berasal dari keluarga bangsawan Jawa. Kartini putri dari pasangan Raden Mas Adipati Ario Sosroningrat dan M. A. Ngasirah. Beliau merupakan anak ke-5 dari 11 bersaudara.
Kartini kecil berbeda dengan anak-anak perempuan di kampungnya. Ia mendapatkan kesempatan mengenyam pendidikan di sekolah bagus. Kartini menempuh pendidikan di ELS (Europese Lagere School) hingga usianya 12 tahun. Setelah itu, ia dipingit di rumah sesuai tradisi Jawa pada masa itu.
Selama sekolah di ELS, Kartini belajar Bahasa Belanda. Karena bias berbahasa Belanda, Kartini berkirim surat kepada teman-teman di Belanda. Beberapa temannya, yaitu Rosa Abendanon dan Estelle “Stella” Zeehandelaar.
Surat-surat yang ditulisnya lebih banyak berisi keluhan-keluhan tentang kehidupan wanita pribumi yang sulit untuk maju. Kebiasaan wanita harus dipingit dan tidak bebas menuntut ilmu diungkapkan dalam surat-surat Kartini. Menurut Kartini, perempuan harus memperoleh kebebasan dan kesetaraan baik dalam kehidupan maupun di mata hukum.
Kartini ingin melanjutkan sekolah ke Jakarta atau ke Belanda, tetapi orang tuanya tidak mengizinkannya. Meskipun demikian, orang tuanya tidak melarangnya untuk menjadi seorang guru. Kartini pun mengajar anakanak perempuan di sekitar rumahnya di Jepara.
Pada usia 24 tahun, Kartini dinikahkan dengan K.R.M. Adipati Ario Singgih Djojo Adhiningrat. Kepada suaminya, Kartini menyampaikan bahwa ia ingin menjadi guru dan mendirikan sekolah. Keinginan Kartini disambut baik suaminya. Kartini didukung untuk mendirikan sekolah wanita di kompleks kantor Kabupaten Rembang.
Setahun menikah, Kartini dikaruniai seorang anak laki-laki bernama Soesalit Djojo Adhiningrat yang lahir pada tanggal 13 September 1904. Namun, empat hari setelah melahirkan, Kartini meninggal pada 17 September 1904 dalam usia 25 tahun. Ia dimakamkan di Desa Bulu, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah.
Meski sudah meninggal, perjuangan Kartini lewat surat-suratnya memiliki arti penting bagi kedudukan wanita Indonesia. Berdasarkan surat-suratnya itu, diterbitkanlah buku “Habis Gelap Terbitlah Terang”.
Berkat jasanya, R.A. Kartini ditetapkan sebagai salah satu Pahlawan Nasional Indonesia. Hingga hari ini setiap tanggal 21 April, kita memperingati Hari Kartini untuk mengenang jasa-jasa Ibu R.A. Kartini.
1. Informasi penting tentang Raden Ajeng Kartini
- Lahir di Jepara, 21 April 1879
- Keluarga bangsawan, Putri dari Raden Mas Adipati Ario Sosroningrat, anak ke-5 dari 11 Saudara
- Menempuh pendidikan hingga umur 12 tahun di ELS (Europese Lagere School)
- Menikah dengan K.R.M Adipati Ario Singgih Djoyo Adhiningrat saat umur 24 tahun.
- Meninggal pada tanggal 17 September 1904 pada usia 25 tahun
- Berdasarkan surat-surat Kartini kepada teman-teman Belandanya, maka terbitlah buku "Habis Gelap Terbitlah Terang"
- Tanggal 21 April diperingati sebagai Hari Kartini
2. Sikap-sikap yang dapat kamu teladani dari Raden Ajeng Kartini
- Peduli terhadap sesama, terutama kaum perempuan Indonesia
- Mudah bergaul
- Patuh dengan orang tua
- Penuh semangat
- Pekerja keras pantang menyerah
- Berpikiran maju
Apa perbedaan fisik laki-laki sebelum dan setelah masa pubertas?
Sebelum masa pubertas :
- Suara belum berat dan besar
- Bahu dan dada belum melebar/lebih bidang
- Belum tumbuh jakun pada leher
- Belum tumbuh kumis, jambang dan jenggot
- Belum tumbuh rambut pada ketiak dan alat kelamin
Setelah masa pubertas :
- Suara sudah lebih berat dan besar
- Bahu dan dada sudah melebar/lebih bidang
- Sudah tumbuh jakun pada leher
- Sudah tumbuh kumis, jambang dan jenggot
- Sudah tumbuh rambut pada ketiak dan alat kelamin
Perubahan fisik selama masa pubertas kemungkinan akan mempengaruhi kegiatanmu sehari-hari. Mungkin kamu akan merasakan sedikit ketidaknyamanan. Berikut beberapa cara menyikapi masa pubertas yang akan kamu alami.
1. Menjaga kebersihan tubuh.
Dalam masa pubertas, aktivitas kelenjar minyak dan kelenjar keringat meningkat. Akibatnya, wajah mudah berjerawat dan tubuh berbau kurang sedap. Mandilah dua kali sehari dan kenakan pakaian yang mudah menyerap keringat. Apabila keringatmu berlebih, bersihkan tubuhmu dan gantilah pakaianmu. Pakaian yang lembap oleh keringat menjadi sarang kuman. Kuman dapat menyebabkan bau tidak sedap dan menimbulkan penyakit kulit.
2. Menjaga kesehatan dengan memilih makanan sehat dan berolahraga.
Makanan diperlukan untuk pertumbuhan badan. Pilihlah makanan yang berasal dari bahan-bahan segar dan diolah dengan cara yang sehat, misalnya tanpa pengawet, pemanis buatan, atau penyedap rasa. Perbanyak pula minum air putih untuk menggantikan cairan tubuh yang keluar berupa keringat.
3. Hati-hati dalam bergaul dengan lawan jenis.
Pada masa puber, organ reproduksi telah aktif. Oleh karena itu, sebaiknya kamu bergaul dengan lawan jenis dalam batas yang wajar. Hindari berdua-duaan antara laki-laki dan perempuan.
4. Memilih bacaan dan tontonan yang sesuai umur.
Saat ini akses untuk bacaan dan tontonan dengan mudah dapat kita peroleh. Namun, pilihlah bacaan dan tontonan yang baik, menambah wawasan, dan sesuai umurmu. Hindari membaca bacaan dan menonton tontonan dewasa.
5. Rajin beribadah sesuai agama masing-masing.
Dengan rajin beribadah, kita mendekatkan diri kepada Tuhan. Kita akan mematuhi aturan-aturan agama untuk berperilaku dan berbuat sesuai tuntunan agama.
Apa perbedaan fisik perempuan sebelum dan setelah masa pubertas?
Perbedaan fisik perempuan sebelum dan sesudah pubertas :
- Sebelum pubertas suara belum melengking, setelah pubertas suara melengking
- Sebelum pubertas pinggul belum membesar/melebar, setelah pubertas pinggul membesar/melebar.
- Sebelum pubertas belum tumbuh rambut di sekitar ketiak dan alat kelamin, setelah pubertas tumbuh rambut di sekitar ketiak dan alat kelamin
- Sebelum pubertas dada belum membesar, setelah pubertas dada mulai membesar
- Sebelum pubertas belum ada jerawat, setelah pubertas terkadang tumbuh jerawat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan sampaikan pesan kalian di sini